Minggu, 01 Februari 2015

Pria Cermin

Untuk Pria Cermin.

Hai Pria Cermin, apa kabarmu? Masihkah kau risau akan gadis-gadis yang tak balas suratmu? Tentunya tidak! Kau pasti mengenal perasaanmu sendiri.

Iya, mungkin begitu. Karena kali ini aku menyurati diriku sendiri.

Hai Pria Cermin. Hai Aku.
Sampai kapan kau ingin terus meniru gerakan orang lain, yang bergerak di hadapanmu? Apa kau tak ingin membuat gerakanmu sendiri?

Apakah mungkin dua perahu yang berlabuh di dermaga itu, adalah akibat mereka bercermin padamu. Iya padaku. Mungkin kau tak tahu mengapa itu terjadi, mungkin kau tak sepenuhnya kenal perasaanmu.

Mungkin kau melakukan itu hanya karena tak ingin melihat kedua kapal itu diombang-ambingkan laut, dan menangis. Kau seharusnya tahu bahwa satu dermaga, untuk satu kapal, atau kau menghancurkan dirimu sendiri. Jika dirimu hancur, maka kedua kapal itu, akan terombang-ambing dan menangis. Mungkin.

Pilihlah satu, Pria Cermin. Kemudian biarkan yang lain pergi, karena dia adalah kelopak bunga yang jatuh.

Aku berdoa untuku, untukmu Pria Cermin, semoga kau lekas jadi Pria dengan pecahnya Cermin dan semoga kau tak salah memilih Kapal.

Tertanda,
Aku


-find me on @TimothyEdon

2 komentar: