Selasa, 01 April 2014

Surat untuk mantan



Hai Maya, apa kabarmu? Kau pasti baik tentunya, seperti kaktus yang dapat hidup jika perawatnya tepat.

Kau tahu, saat ini aku sedang mengikuti lomba menulis surat untuk mantan.  Kebiasaan lama kita bukan?  Kau tahu maya, aku tak pernah menyesali pertemuan-percintaan-perpisahan kita.   Dari situ aku belajar, bahwa aku tak bisa merawat sebuah kaktus, tak bisa menyiram kaktus itu  dengan air terlalu sering, atau ia akan membusuk dan kemudian mati.

Maya, kini aku sudah bersama “Mawar”, sebuah bunga yang tak terlalu susah untukku rawat.  Kau tentunya tahu mengapa aku memilih mawar. Ya, ia sama sepertimu, ia berduri. Duri yang mengajariku untuk tak menggenggamnya terlalu erat, jika aku tak ingin berdarah. Aku pernah berdarah olehmu. Tak apa. Sudah sembuh.

Kau tahu Maya, tak apa kita tak bersama. Justru kini kau lebih baik bukan? Jujur itu pendapatku, setelah melihat senyummu merekah lagi.  Maya, maya, maya, semua tentang kita sudah tak selayaknya dibuka lagi.  Sudah berbau, seperti nasi yang sudah basi tak selayaknya di buka lagi. 

Maya, aku sadar, aku bukanlah petani yang baik, lebih tepatnya bukan petani kaktus yang baik. Aku bahkan tak pernah mencoba mencari tahu apa dan bagaimana cara merawat kaktus dengan bijak. Hingga kaktus itu hampir mati membusuk. Tapi dari situ aku belajar Maya, bahwa setiap bunga memilki cara penanganan yang berbeda – beda. 

Aku masih ingat Maya, perjalanan kita terlalu singat, tak padat, dan sangat tak jelas. Aku bahkan tak sempat melihat kaktus itu berbunga saat musimnya. Jangan tanya aku apa kaktus memiliki musim atau tidak, aku tak tahu hal itu. Dan itu juga membuatku bertanya apakah semua bunga memerlukan musim untuk berbunga dan bermekaran? Kini tinggal keputusanmu Maya, mau berbunga dan bermekaran atau tidak? Tentu aku tak akan bisa membantumu, aku sudah tak punya kuasa di situ. Kau pun seharusnya bisa melakukannya sendiri Maya.

Maya, kau tau, terkadang aku masih merindukan saat-saat menyiramkan air pada kaktus itu. Iya, sebuah perasaan yang masih sulit untuk kubuang.

Terimakasih Maya.

Tertanda,
Perawat bunga

Tulisan ini diikutsertakan untuk lomba #suratuntukruth