Sabtu, 21 Februari 2015

Detak Jantung

Untuk kamu yang mendetaki jantungku

Selamat siang kamu yang mendetaki jantungku.

Aku tak tahu tepat sejak kapan kau menjadi penentu hidupku. Menjadi detak jantung. Aku lupa, mungkin karena gingsul gigi dan lesung pipitmu. Ah tak pasti ingat aku.

Apa kabar kamu? Sehat kan? Seharusnya begitu, aku sudah melatihmu berpacu dalam lari setiap pagi. Ya, seharusnya begitu.

Untukmu, detak jantungku. Akhir - akhir ini kau berdetak begitu labil, kadang cepat, kadang normal, kadang lambat. Tak terkendali.

Iya aku tahu, itu hanya perasaanku yang timbul karena gejolak perasaanmu. Aku mengerti hal itu.

Kau tahu, aku hanya takut. Aku takut bila jantungku yang bergingsul dan berlesung pipit, pindah ke tubuh lain. Aku takut mati. Aku tak ingin kita berpisah.

Aku mengerti, bahwa jantung berdetak sesuai dengan keinginannya, aku tak bisa memaksamu berdetak pelan atau cepat, bukan kuasaku.

Jangan berhenti berdetak, agar bangun santap gingsulmu esok hari.

Tertanda,
Pria dengan jantung tak tetap


Tidak ada komentar:

Posting Komentar