Jumat, 27 Februari 2015

Tak Peduli

Untuk Pembuat Luka

Hai, apa kabar? kuharap kau baik, seakan aku mustahil mengatakannya. Kau tentunya tahu bahwa mengharapkan kabar baikkmu itu mudah, karna kau selalu senang saat melukai seseorang. Hatinya.

Aku masih belum sembuh sejak luka dari pertempuran hebat kita beberapa waktu lalu. Pertempuran yang menyedihkan, baik verbal maupun non verbal. Kita sama-sama terluka. Lukaku dalam, kau hanya tergores kecil.

Hentikan hal ini kawan. Mari merapat tangan lagi, bukankah kita bisa kembali seperti pertama betamu? Iya, saat aku bertamu ke hatimu, dan kau menguciku di dalam. 

Aku tak peduli dengan luka ini, Aku, Kamu, Kita sehareusnya bisa lebih dewasa dan melewati ini tanpa melepas gandengan tangan bukan? Temanku berkata bahwa "urusan ranjang" dapat menyelesaikan semua masalah antara pria dan wanita. Tapi kita tak butuh itu, belum saatnya.

Mari bersama-sama membuang pedang, karena pedangku sudah kubuang duluan. Mari berdewasa.

Tertanda,
Aku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar