Hai, apa kabar? Masih sibuk dengan menari? Atau mungkin sibuk dengan jurnal yang tak ballance?
Aku masih ingat setiap saat kita bertemu, aku menyapamu terlebih dulu
dan kau membalas sapaanku, atau sebaliknya. Aku masih tak pernah lupa
akan caramu mengucap salam, renyah dan terasa manis di telingaku.
Tapi perlu kau tahu, aku merindukan percakapan kita lebih dari hanya
sekedar sapa dan menyapa. Lebih dari sekedar hukum timbal balik yang
sudah sangat biasa itu. Lebih dalam, semakin dalam, hingga kita
sama-sama tenggelam.
Mungkin kita bisa bertukar pikiran, bertukar mengenai konsep-konsep
ekonomi yang masih tak ku mengerti. Mengapa hukum gossyen tidak berlaku
untuk semua barang? Tapi bukan itu yang ingin sangat ku ketahui, tap
kau yang ingin sangat ku ketahui.
Mungkin juga aku bisa mendengarmu bercerita. Mungkin kau mau bercerita
tentang pengalamanmu dulu saat kau menjadi penari, atau mugnkin
bercerita tentang perasaanmu saat menemui jurnal yang tak ballance
hahha. Aku sedang berlatih menjadi pendengar yang baik. Pemimpin itu
pendengar yang baik bukan? Mungkin kau bisa menjelaskannya padaku suatu
saat.
Ya, aku masih menunggu saat itu. Aku tak perlu menyebutkan saat apa itu. Kau pasti tahu. Kita.
Tertanda,
Aku
-find me on @TimothyEdon
Semoga suatu saat itu datang
BalasHapussemoga saja
Hapus