Senin, 16 Februari 2015

Kita

Hai, apa kabar? Masih sibuk dengan menari? Atau mungkin sibuk dengan jurnal yang tak ballance?

Aku masih ingat setiap saat kita bertemu, aku menyapamu terlebih dulu dan kau membalas sapaanku, atau sebaliknya. Aku masih tak pernah lupa akan caramu mengucap salam, renyah dan terasa manis di telingaku.

 Tapi perlu kau tahu, aku merindukan percakapan kita lebih dari hanya sekedar sapa dan menyapa. Lebih dari sekedar hukum timbal balik yang sudah sangat biasa itu. Lebih dalam, semakin dalam, hingga kita sama-sama tenggelam.

Mungkin kita bisa bertukar pikiran, bertukar mengenai konsep-konsep ekonomi yang masih tak ku mengerti.  Mengapa hukum gossyen tidak berlaku untuk semua barang? Tapi bukan itu yang ingin sangat ku ketahui, tap kau yang ingin sangat ku ketahui.

Mungkin juga aku bisa mendengarmu bercerita. Mungkin kau mau bercerita tentang pengalamanmu dulu saat kau menjadi penari, atau mugnkin bercerita tentang perasaanmu saat menemui jurnal yang tak ballance hahha.  Aku sedang berlatih menjadi pendengar yang baik. Pemimpin itu pendengar yang baik bukan? Mungkin kau bisa menjelaskannya padaku suatu saat.

Ya, aku masih menunggu saat itu. Aku tak perlu menyebutkan saat apa itu. Kau pasti tahu. Kita.

Tertanda,
Aku

-find me on @TimothyEdon

2 komentar: