Kamis, 12 Februari 2015

Pencuri Bibir

Untuk kamu yang curi bibir pertamaku

Selamat siang kamu, gadis yang selalu ku nanti senyumnya menempel di senyumku sejak pertama. Entah ini surat keberapa yang bertuan dirimu, karena kau selalu kusebut beda dalam setiap surat.

Aku masih ingat rasa lembut kulit senyummu, iya aku merasakan dengan senyumku. Bibirku. Itu bibir pertamaku, pertamu juga, bibir pertama kita.

Aku masih ingat rasanya, lembut, basah, dan agak berliur. Mungkin kita akan ketagihan, dan terus beradu senyum di tiap tatap muka.

Tapi aku masih belum mengerti, mengapa kita seperti ini? Kita bahkan bukan sejoli. Aku tak mengerti hal ini, karena hal ini tak pernah diajarkan di bangku pendidikan. Apa ini tanda? Ah, aku tak peka. Aku tuli dan buta.

Aku Pria Biru, Pria penyayang tapi berjiwa bebas, aku belum mau diikat. tidak denganmu, tidak dengan yang manapun juga.


Aku hanya tau yang tersurat, bukan tersirat. Aku sedang tak ingin berubah.

Setidaknya, terimakasih untuk hal baru itu.

Tertanda,
Aku

-find me on @TimothyEdon

2 komentar: