Jumat, 24 Oktober 2014

5 Bait Haiku

Dia perempuan!
Cantik berkacamata
Bercincin, sial!

Aku kalahkah?
Buatkan aku celah!
Kau ku rebah!

Dia perempuan
Cantik berambut pirang
Gingsul sepasang.

Ku jatuh hati,
Dia tak kunjung ganti
Tetap kagumi

Aku terpatri
Hilang kendali diri
Dirimu pergi

Selasa, 14 Oktober 2014

Sedikit Soal Cinta

Cinta itu seperti sebuah karet gelang yang digunakan untuk menyatukan dua barang. Karet itu harus tetap kuat, agar tak ada barang yang terlepas. Tapi terkadang saat diikat terlalu kuat pada barang yang lunak, maka barang yang lunak itu akan tergores oleh karet. Tapi terkadang pula saat karet diikatkan pada barang yang keras, justru akan mengikis karet itu sendiri. Membuatnya rapuh dan mudah putus.

***

Lain halnya dengan karet yang sudah diikatkan pada dua barang dengan tepat, yang kemudian ada barang lain yang mengikatkan dirinya dengan salah satu barang pertama. Tidak ada barang yang mampu diikat dua karet, seharusnya itu akan menghancurkannya. Maka barang yang terikat dua itu harus melepas satu karetnya, agar tak ada yang terluka katanya.



***

Dan sekarang, aku sebagai penulis, dan juga sebagai barang yang dilepaskan dari karetku. Aku akan mengikatkan diriku sendiri di sini. Menunggu kemustahilan bahwa kau akan kembali terikat bersamaku.

Jumat, 10 Oktober 2014

Mawar

Aku pernah terluka,
saat duri mawar menggores jemariku. 
Aku pernah menangis,
saat mawar itu beranjak layu.
Aku pernah tersenyum,
saat mawar itu berbunga.
Aku selalu bahagia,
karena mawar itu menumbuhkan cinta yang tak mati.
Mawar itu adalah kau.

Selasa, 07 Oktober 2014

Untitled 1

Berubahlah!
Bagaimana mengukur berat dengan penggaris?
Bagaimana mengukur suhu dengan penggaris?
Setiap hal punya alat ukurnya sendiri
Jangan disamakan!

Kamis, 02 Oktober 2014

Permata

Dia si batu mulia, orang memanggilnya intan. Aku sendiri memanggilnya cinta, atau lebih tepat cinta tak terungkap.

Dia, batu itu. Tak pernah berbicara, dia selalu dingin walau sudah kuhangatkan dengan berjuta rayu manja.

Tapi itulah yang membuatku terikat, dia anggun dengan jalannya. Dia, intan itu, ingin kucuri. Tapi mencuri intan tak semudah membalik telapak tangan, terlalu banyak pengaman yang harus terlewati.

Atau mungkin aku akan diam, seperti pemancing melempar umpan dan biarkan ikan datang sendiri. Atau mungkin juga aku memang harus pergi, agar kau bisa merasakan hilangnya hadirku.
Dengan begitu semoga kau memikirkanku.