Sabtu, 06 Februari 2016

Gadis Kabut (Lagi)

Hai gadis kabut,
Apa kabar? Tentu kau masih gemar hadir sebentar.

Kini aku sadar bahwa kau yang selama ini aku puja, dirimu hanya sebuah pengalihan. Pengalihan agar aku tak melihat gadis lain, gadis yang (kadang) mengerti dan (tidak) selalu ada untukku. Kau tak mengenalnya, tak mungkin kenal. Dia yang disebut Perawan Kudus.

Gadis kabut, aku baru tersadar bahwa kabut itu menghalangi pandangan. Kini aku tahu, aku mengerti, telah mengerti. Kau menghalangi pesona gadis lain, bukan salahmu karena kau selalu sempurna kapanpun. Maka dari itu kupilih dia Si Perawan Kudus, gadis yang ada yang menantiku di seberang kabut.

Ya, ini surat perpisahan, lagipula kau juga sudah dengan si Abraham yang telah mendapatkan selendang Dewimu terlebih dahulu. Untuk saat ini aku pergi.

Surat ini bukan bendera putih, karena kita tak tahu apa yang terjadi di masa kemudian. Berserah saja pada kehendak Tuhan.

Sampai jumpa lagi bila Tuhan berkehendak.

Tertanda,
Aku

2 komentar:

  1. temukan seorang gadis yang bisa kau sebut namanya tanpa menjadi malu.

    besok nulis surat cinta bertema ya, cek poscintaa

    -ikavuje

    BalasHapus