Jumat, 25 November 2016

Setitik Rindu

Saat kau membaca ini berarti kau menerima pesanku. Terimakasih untuk itu.

Apa kabar? sunggguh itu bukan sekedsr basa-basi, aku benar merindumu. Rindu pesan-pesan singkat kita, obrolan kita, hadirmu. Ah sudah, biar itu berlalu.

Kau tak tahu, mungkin tahu. Tak pernah tidak sedetikpun tak memikirkanmu, tentu itu mustahil. Memang. Aku merindukanmu ketika aku teringat akan dirimu. Luka masih ada, tetap ada, dan aku memohon padamu untuk menolong diriku menambalnya. Dengan canda, dengan tawa, dengan kita.

Aku benar menginginkanmu kembali, beritahu aku caranya. Kita sama terluka, aku parah berdarah, tak tahu dirimu. Mungkin juga sama. Mari mulai dari awal, aku benar-benar sangat membutuhkanmu, kau termasuk orang penting di hidupku. Its true, so true.

Saat ini aku sedang berjudi, berharap menang dan mendapatmu kembali, dari awal lagi. Aku memiliki kartu Black Jack. Aku harap saat kartu itu tepat terbuka, tepat beberapa hari lagi, kau mau mencoba dari awal lagi.

Aku benar-benar merindumu. UKEK.

1 komentar: